Mas Arif

Tidak terasa sudah hampir setengah tahun lamanya saya dan teman-teman pelajar lainnya melalui masa pandemi ini dengan namanya belajar di rumah , dimana kita belajar via internet.  Kenapa saya bilang tidak terasa? disini saya akan cerita dan berbagi pengalaman saya dimana belajar dirumah saja bukanlah suatu masalah. Terlepas dari segalah kekurangan belajar dari rumah, dimana ada yang merasa kurang dengan materi yang diberikan, tidak adanya interaksi langsung, masalah koneksi internet (apalagi di indonesia sinyal belum begitu merata), tugas yang diberikan lebih banyak dan segala masalah lainnya yang dihadapi pelajar maupun pengajar. Kita harus maklumin itu semuanya karena ini semua dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, agar semua lekas membaik dan kembali normal seperti dulu kala. Kitalah yang harus mencari solusi! itu kunci yang saya dapatkan.  Mengeluh dan mengeluh awalnya sayapun seperti itu sama seperti apa yang pelajar lain rasakan aku juga rasakan. Materi yang di

Sebagai anak muda pernahkah anda berpikir dan merasa bahwa diri anda itu sangat malas, bila anda bandingkan dengan anda 3-5 tahun kebelakang anda yang sekarang adalah sosok yang sangat amat pemalas. Anda merasa cepat bosan melalukan sesuai hal, susah fokus pada suatu hal yang sedang dikerja, menunda-nunda pekerjaan, dan lebih suka menghabiskan waktu pada hal yang bisa dikatakan tidak berguna. Jika semua hal tersebut benar itu artinya otak anda sudah rusak oleh yang namanya internet. Internet adalah momok yang menyeramkan walaupun bisa dikatakan seperti sebuah pisau tergantung bagaimana kita menggunakannya, tapi pada kenyataannya lebih banyak anak muda jaman now yang terlena akan hal nya internet.  Kalau dulu internet adalah sesuatu hal yang masih langka, orang perlu kewarnet ataupun berlanggan internet kabel yang harganya masih cukup mahal. Sekarang ini internet jauh lebih murah, dapat digunakan dimana saja kapan saja (dengan ada smartphone), dan faktanya anak mudah jaman sekarang bisa

Kita patut bersyukur hidup dimana negeri kita diberikan tanah yang subur karena secara geografis yang mana banyak sekali gunung vulkanis yang aktif dimana letusan gunung berarti tersebut memberikan anugrah berupa kesuburan tanah. Ditambah iklim dimana hanya ada 2 musim kemarau dan penghujan, dimana dimusim kemaraupun kita masih diberi berkah berupa hujan yang membuat tanah menjadi subur.  "Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu jadi tanaman"  Potongan lirik lagu Kolam Susu dari Koes Ploes bisa memberikan gambaran betapa beruntungnya kita ini. Secara alami tanah kita ini tanah yang subur, namun karena ulah kita sendiri membuat tanah yang begitu subur menjadi tandus dan sulit untuk ditanami. Seperti penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian yang membuat lahan pertanian lama-kelaman tandus dan kehilangan kesuburannya. Pupuk kimia ini menganggu organisme-organisme pembentuk zat hara alami ditanah mati dan berkurang jumlahnya. Hal ini kenapa jika menggunakan pupuk kimi

NISN atau kependekan dari Nomor Induk Nasional adalah sebuah nomor yang bersifat unik sebagai kode pengenal siswa. Jadi setiap siswa di Indonesia ini punya NISN-nya masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya. NISN ini diberikan saat teman-teman bersekolah dasar, disitu anda akan terdaftar secara nasional dan memiliki NISN. Dalam kasus nyatanya NISN ini sering kita kelupaan ya karena angkanya yang cukup banyak dan mungkin kita tidak mencatatnya. Untuk mengetahui NISN teman-teman bisa cek kartu siswa sewaktu anda sekolah dasar, kartu SD saya sendiri menerakan NISN. Akan tetapi banyak kasus kartu ini hilang ya karena mungkin tidak kita anggap penting. Padahal NISN ini cukup sering dibutuhkan apalagi jika anda masih bersekolah baik untuk pendaftaran sekolah, masuk perguruan tinggi, ataupun saat mau kelulusan biasanya dimintai NISN. Lalu bagaimana dong cara untuk mengetahui NISN? Kalau jaman dulu kartu SD hilang bisa tanya ke sekolah kita waktu SD disana ada catatannya (sepengalam